Palangka Raya, kaltengtimes.co.id-Taman Pasuk Kameloh di Kota Palangka Raya dahulu menjadi lokasi ramai para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengais rezeki, namun pandemi Covid-19 pada awal 2020, dan kebijakan pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah Kota Palangka Raya, membuat Taman ini sepi pengunjung.
Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah pelaku UMKM terutama usaha kuliner seperti penjual pentol, gorengan, es, minuman, dan mainan anak-anak tak lagi bergairah. Para pelaku UMKM bahkan ada yang gulung tikar.
“Kebijakan PPKM saat itu sangat memukul para pedagang kecil seperti kami, terlebih di masa pandemi. Untuk mencari untung saja sulit, masyarakat juga membatasi untuk keluar rumah karena takut terpapar,” kata Sani, seorang pedagang gorengan yang sering mangkal di kawasan Taman Pasuk Kameloh kepada media ini, Minggu (20/3).
Taman Pasuk Kameloh sendiri merupakan lokasi yang berada persis di pinggiran Sungai Kahayan. Taman yang letaknya di Jalan S Parman ini sebelum adanya pandemi ramai dikunjungi warga Kota Palangka Raya dan warga dari luar Kota.
Seiring waktu, setelah kasus pandemi Covid-19 melandai di Kalimantan Tengah, dan Kota Palangka Raya, lampu hijau untuk menggerakan perekonomian masyarakat kembali dijalankan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dengan membuka kembali Care Free Day (CFD) di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya.
Momen ini tak di sia-siakan oleh Walikota Palangka Raya Fairid Nafarin untuk mengizinkan Taman Pasuk Kameloh kembali dibuka.
Bersamaan dengan pembukaan CFD, Walikota Palangka Raya Fairid Nafarin memutuskan untuk membuka kembali taman kota aktif di kota setempat seperti Taman Pasuk Kameloh.
Orang nomor satu di Kota Palangka Raya ini juga melakukan kunjungan ke lokasi Taman dan mendengar keluhan para pedagang kecil yang kesulitan mencari uang perharinya saat taman ditutup.
Menurut Fairid, pembukaan taman kota aktif tersebut adalah upaya pihaknya memulihkan perekonomian masyarakat. Terutama masyarakat atau pelaku usaha yang berjualan di daerah sekitaran Taman Pasuk Kameloh, agar kembali aktif berjualan.
Meski demikian, ada syarat yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk masuk ke Taman Pasuk Kameloh, pengunjung wajib menerapkan 5M secara ketat, yang akan di awasi oleh security taman. Sedangkan untuk jam operasional taman, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Pembukaan kembali Taman Pasuk Kameloh ini tentu diapresiasi para pedagang kecil. Inah, misalnya, pedagang es keliling di sekitaran Taman Pasuk Kameloh membenarkan jika salah satu taman ikon Kota Cantik tersebut telah kembali dibuka satu minggu terakhir.
Sebelum taman dibuka pendapatannya sangat minim. Karena tidak adanya masyarakat yang berkunjung ke taman dan membeli dagangannya. Untuk mencari uang 50 ribu saja susah waktu taman ditutup.
“Alhamdulilah taman kembali dibuka, sehingga dagangan kami pun kembali normal seperti biasanya. Omset cukup meningkat, terkadang bisa sampai Rp400 Ribu sehari,” tambah Inah.
Diakuinya pula hal ini dikarenakan semenjak taman di buka, khususnya pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB hingga malam hari banyak masyarakat berkunjung ke taman, yang berdampak positif pada larisnya dagangan mereka.
Inah maupun pedagang lainnya berharap tidak ada lagi penutupan taman di Kota Palangka Raya. Dirinya juga berterima kasih kepada Bapak Wali Kota yang sudah mendengarkan keluhan para pedagang.
Taman Pasuk Kameloh merupakan salah satu ikon Kota Palangka Raya, dan berada di samping Jembatan Kahayan, sehingga pada malam hari menambah suasana cantik Kota Palangka Raya. Selain itu, terdapat sebuah masjid dengan arsitektur unik yang yang dibangun di pinggir Sungai Kahayan. Hadirnya masjid dengan kontruksi minimalis dengan kubah kerucut ini menambah daya tarik bagi para wisatawan untuk singgah dan menikmati indahnya Taman Pasuk Kameloh. and