SAMPIT. Kaltengtimes.co.id — Ketua Fraksi PKB DPRD Kotawaringin Timur M Abadi menegaskan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai pengguna anggaran harus bisa memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk bisa menyelesaikan PR anggaran murni 2022.
Sebab, pihaknya menilai dengan memperhatikan jadwal kegiatan pelaksanaan APBD murni 2022 menyisakan waktu tiga bulan. Sehingga menimbulkan pertanyaan ‘apakah dalam kurun waktu tersebut setiap SOPD bisa melaksanakan kegiatan yang telah di uraikan tentang RAPBD 2022.
“Jika memperhitungkan jadwal dan mekanisme pembahasan yang telah ditetapkan, maka kita hanya memiliki waktu kurang lebih tiga bulan untuk merampungkan, menyelesaikan dan mengevaluasi semua program dan kegiatan di tahun 2022,” kata Abadi, Kamis (15/9).
Ditambahkan Abadi, realisasi keuangan dan Bisi pelaksanaan APBD tahun anggaran 2021 terhitung sampai dengan 31 Agustus 2022 adalah anggaran pendapatan sebesar Rp 1.869.648.670.200, realisasi pendapatan sebesar Rp 1.009.223.123.885, atau 53,98%. Kemudian anggaran belanja sebesar Rp 1.932.811.373.400, realisasi keuangan sebesar Rp. 1.065.273.056.142, atau 49,16%, realisasi fisik sebesar 59,13%. “Dari sisi realisasi pendapatan, belum bisa memenuhi target pendapatan yang telah ditetapkan. Begitu pula dari sisi realisasi belanja juga belum terlihat signifikan penyerapannya. Sehingga ini harus menjadi evaluasi kita bersama,” tandas Abadi lagi.
Pada dasarnya lanjut Abadi, perubahan APBD adalah bentuk dari tindak lanjut berjalan atau bagian dari penyerapan tahun anggaran sebelumnya. Agar bisa menjadi sempurna, transparan dan akuntabel. “Akan tetapi tindaklanjut dari anggaran berjalan sebelumnya kami menilai jauh dari kata penyempurnaan, karena masih banyak sekali program-program yang berkaitan dengan aspirasi-aspirasi masyarakat serta pokok pikiran belum terealisasi secara utuh dan benar,” ungkapnya. Dengan melihat catatan itu, serta mencermati secara Seksama dalam penyerapan anggaran murni 2022 hingga memasuki masa pembahasan APBD perubahan, pihaknya melihat ini secara penggunaan tidak terserap baik dan maksimal. “Kami menggarisbawahi kalimat yang disampaikan oleh wakil Bupati Kotim yaitu mari ‘kita bersama sama bergandengan tangan untuk dapat melewati masa-masa sulit yang penuh tantangan ini’. Hal tersebut menjadi mustahil dan tidak akan berjalan dengan baik dan benar apabila pemerintah daerah beserta jajarannya masih mengedepankan ego masing masing dalam menjalankan roda pemerintahan ini,” sebut Abadi. Ia berharap, apa yang pihaknya sampaikan dapat menjadi koreksi penting bagi pemerintah daerah agar lebih baik lagi kedepannya dalam memenuhi target yang telah ditetapkan. (red)