SAMPIT, Kaltengtimes.co.id — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terus menyoroti bencana yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), khususnya bencana banjir yang kerap semakin parah setiap tahunnya. Bahkan dampaknya meluas ke sejumlah daerah yang sebelumnya tidak terdampak.
Ketua Komisi II DPRD Kotim yang membidangi urusan lingkungan, Juliansyah menyarankan, pemerintah melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya banjir, salah satunya dengan melakukan reboisasi atau penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang atau gundul.
“Jika program reboisasi maupun rehabilitasi itu tidak dilaksanakan mulai sekarang ini, maka tidak menutup kemungkinan, bahaya banjir ini selalu mengancam dan mengintai warga yang ada di kawasan hulu ataupun daerah lainnya,” kata Juliansyah, Jumat (26/8/2022)
Lanjutnya, penebangan pohon merupakan salah satu faktor adanya bencana alam banjir. Akan tetapi, hal ini dapat dicegah dengan melakukan upaya reboisasi, setelah melakukan penebangan. Caranya, dengan menanamkan pohon yang memiliki akar besar guna dapat menyerap air dengan cepat.
“Karena selama ini banyak kegiatan penebangan pohon dilakukan namun penanaman kembali tidak dilakukan, nah inilah menjadi penyebab banjir semakin parah, terlebih di daerah hulu. Karena daerahnya lebih rendah, sehingga air hujan akan langsung turun ke pemukiman warga lantaran tidak ada lagi hutan yang bisa menahan air,” jelasnya.
Ia berharap, pemerintah tidak hanya melakukan perbaikan drainase untuk mencegah banjir namun juga memperbaiki kondisi alam secara alami guna pencegaha yang bersifat lebih lama dan berkelanjutan. (red)