PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id – Masih dalam rangkaian memperingati Hari Gizi Nasional ke-63, Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Ahli Gizi (DPD PERSAGI) Kalimantan Tengah yang dipimpin oleh Ketua DPD PERSAGI Kalteng Ibu Ririn Noorhaisna Raffela, SP, M.Pd menunjuk NilaSusanti, SKM, MPH sebagai Ketua Panitia Peringatan Hari Gizi Nasional ke 63 tahun 2023 yang bertugas membuat berbagai rangkaian kegiatan sejak tanggal 30 Januari sampai 10 Maret 2023 mendatang.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan DPD PERSAGI Kalteng diantaranya kegiatan konseling dan penyuluhan pada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita di 5 Rumah Sakit Besar di Kota Palangka Raya yaitu RSUD dr Doris Sylvanus, RS Kota Palangka Raya, RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, RS Pambelum dan RS Siloam Palangka Raya pada tanggal 30 Januari s/d 4 Pebruari 2023 lalu, yang dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan dan demo masak dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita di Posyandu Rahayu Woro di Wilayah Kerja PKM Kayon pada hari Sabtu, 4 Februari 2023.
Adapun kegiatan yang ketiga dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Februari 2023 lalu yaitu promosi gizi seimbang kaya protein hewani dan minum tablet tambah darah pada remaja putri SMA Muhammadiyah Palangka Raya dengan sasaran peserta sebanyak 120 orang lebih yang dibagi menjadi 2 kelas besar. Kegiatan yang dilakukan juga meliputi penyuluhan tentang pengertian anemia serta pencegahan dan penatalaksanaan gizi pada kondisi anemia yang diisi oleh ahli gizi dari beberapa instansi yaitu Jurusan Gizi Poltekkes KemenkesPalangka Raya, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Puskesmas Jekan Raya, Puskesmas Menteng, Puskesmas Kereng Bangkirai, RS Bhayangkara serta alumni Gizi.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengkonsumsi cemilan pagi yang berisi 2 sumber lauk hewani yang dimaksudkan untuk memberikan contoh cemilan sehat untuk pencegahan anemia pada remaja serta mengkonsumsi tablet tambah darah bersama-sama yang berfungsi untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri.
Ketua Panitia Pelaksana kegiatan ini Nila Susanti, SKM, MPH melalui press release yang disampaikan ke media ini, Senin (20/2/23) menjelaskan, bahwa Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. Kejadian anemia pada remaja yaitu sebesar 26% pada usia 5-14 tahun, dimana 29,3% usia 5-12 tahun dan 48,1% usia 13-18 tahun memiliki Angka Kecukupan Protein <80% serta 65% remaja tidak sarapan pagi (Riskesdas, 2018, GSHS, 2015, SDT, 2014, SDKI, 2017, Hardinsyah, 2014)
Anemia pada remaja putri (rematri) akan berdampak pada kesehatan dan prestasi di sekolah dan nantinya akan berisiko anemia saat menjadi ibu hamil yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak optimal serta berpotensi menyebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan serta kematian ibu dan anak.
Program suplementasi T ablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putrid dengan mengkonsumsi TTD secara teratur 1 tablet setiap minggu atau 52 tablet selama setahun, dimana dalam 1 tablet TTD mengandung 60 mg elemental besi dan 400 mcg asamfolat, menjadi salah satu intervensi spesifik dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting. (red)