PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul membuka Workshop Teknis Pemanfaatan Aplikasi GIKIA di Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, bertempat di Hotel Neo Palangka Raya, Kamis (30/5/24).
Dalam sambutannya, Suyuti mengatakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024 berfokus pada peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi, serta percepatan perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan melalui penguatan pelayanan dasar termasuk dalam prioritas nasional. “Dengan target ambisius di akhir periodenya, yaitu angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi menjadi 16 kematian per 100.000 kelahiran hidup, prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita sebesar 14% dan prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita sebesar 7%, dibutuhkan strategi khusus yang efektif dan efisien dalam proses pencapaian target tersebut”, imbuhnya.
Data tahun 2022, diketahui bahwa prevalensi balita stunting sebesar 21,6% dari sebelumnya sebesar 24,4% (SSGI 2021 dan 2022). Sedangkan pada tahun yang sama, prevalensi wasting mengalami kenaikan menjadi 7,7% dari 7,1% pada tahun 2021. Masalah balita wasted (gizi kurang dan buruk) menjadi salah satu masalah kesehatan yang dapat berdampak pada kematian anak, sehingga penanggulangannya harus dilakukan dengan tatalaksana yang tepat dan diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak.
“Berdasarkan SDKI tahun 2017, angka kematian bayi sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 32 per 1000 kehidupan hidup. Untuk itu, perbaikan gizi dan kesehatan ibu sebelum melahirkan juga perlu menjadi perhatian”, ujarnya.
Namun, jika ditinjau lebih jauh, permasalahan gizi dan kesehatan ibu juga berdampak pada kelangsungan hidup anak. Prevalensi risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) hamil sebesar 17,3% dan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 48,9% (terjadi peningkatan prevalensi jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 yaitu 37,1%) berdasarkan Riskesdas 2018. Selain itu, proporsi pemeriksaan kehamilan K4 pada perempuan umur 10-54 tahun sudah mencapai 74,1% dengan kecenderungan persalinan di faskes sebesar 79,3%, setelah sebelumnya hanya sebesar 66,7% di tahun 2013 (Riskesdas tahun 2018).
Menurutnya, dalam pelaksanaan upaya peningkatan derajat kesehatan tersebut, setiap program harus memiliki acuan pengukuran keberhasilan yang diwujudkan dalam indikator program ataupun output program. Oleh karena itu, pemantauan berkala harus dilakukan dengan berkesinambungan. Kemudian di akhir periode, evaluasi program dilakukan untuk menilai capaian keberhasilannya. Proses tersebut harus didukung oleh sistem pencatatan dan pelaporan yang akurat, real-time, dan berkualitas sehingga dapat menopang rantai sistem surveilans gizi dan kesehatan di lapangan.
“Sebagai bagian dari transformasi digital kesehatan Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menyediakan platform pencatatan dan pelaporan yang eksklusif sesuai dengan kebutuhan program dan pelaksananya. Namun, untuk mencapai kualitas data yang baik dan terjaga secara konstan, diperlukan penguatan melalui dukungan sarana dan prasarana serta peningkatan kapasitas petugas dalam memanfaatkan sistem informasi tersebut. Dengan terintegrasinya sistem pencatatan dan pelaporan program yang mendukung pelaksanaan Satu Data Kesehatan, dibutuhkan peningkatan kapasitas terkait aplikasi secara teknis dan efektif melalui praktek langsung dan pembahasan secara daring dengan tim ahlinya,” pungkasnya.
Adapun topik pembahasan pada pertemuan kali ini adalah dashboard Gizi dan KIA, pedoman surveilans gizi dan KIA, analisis data KIA serta coaching clinic pada aplikasi : pelita kesmas, ceria, laporan rutin sigizi terpadu, MPDN, SIMATNEO dan INM E Kohort. Kemudian, diakhiri dengan exercise analisis data gizi dan KIA dan penyusunan tindak lanjut di tiap Kab/Kota.
Turut hadir pada kegiatan ini yaitu Kepala Bidang Kesmas Dinkes Prov. Kalteng Fery Iriawan, Narasumber dari Direktorat Gizi KIA secara daring, dan peserta dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Kalteng.(red)