Palangka Raya, kaltengtimes.co.id-Dalam beberapa hari belakangan, dunia pendidikan di Kalimantan Tengah tercoreng aksi perkelahian antar pelajar hingga pemukulan siswa oleh oknum guru. Meski berakhir damai, namun tentu meninggalkan bekas trauma baik murid yang terlibat perkelahian maupun yang ditampar.
Di Pangkalan Bun, kasus penamparan oleh oknum guru ini menjadi sorotan setelah viral di media sosial. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng A Syaifudi bahkan turun langsung untuk melakukan mediasi. Pun dengan pihak kepolisiaan yang responsif bergerak cepat menangani kasus – kasus tersebut.
Sebagaimana diketahui, kasus penamparan murid tersebut terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Pangkalan Bun. Dalam vidio yang beredar sejumlah murid berjejer, dan satu orang ditampar.
Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Tengah A Syaifudi menyesalkan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan seorang oknum guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan tersebut. “Apapun masalahnya bukan berarti harus ditangani dengan cara memukul apalagi saat ini Pemprov Kalteng gencar membangun sekolah ramah anak,” kata Kadisdik, belum lama ini.
Kasus tersebut kini berakhir dengan damai, setelah Disdik Kalteng, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kobar melakukan mediasi, Jumat (3/6) lalu.
Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah yang membina guru dan tenaga kependidikan SMA SMK dan SLB sudah melakukan pemeriksaan, pembinaan, evaluasi kepada oknum guru tersebut.
Di Palangka Raya, aksi tawuran antar pelajar pecah akibat salah paham yang berujung kakak kelas mengeroyok adik kelasnya. Aksi perkelahian siswa SMA terjadi di kawasan pameran Jalan Temanggung Tilung XVI, Kota Palangka Raya, Senin (6/6).
Mendapat laporan adanya informasi perkelahian yang diduga tawuran antar siswa. tim Patroli Presisi Reaksi Cepat, Direktorat Samapta Polda Kalimantan Tengah mendatangi lokasi untuk membubarkan.
Bripda Alen Maskuri, anggota Ditsamapta Polda Kalteng menyebutkan, ada sebanyak enam siswa yang diduga terlibat aksi perkelahian berhasil diamankan ke Mako Ditsamapta Polda Kalteng, untuk dimintai keterangan.
“Polisi juga juga menemukan adanya alat kontrasepsi di dalam tas milik salah seorang siswa yang diamankan, serta satu buah senjata tajam berupa gunting yang tersimpan di dalam sepeda motor milik siswa,” tambahnya.
Aksi kekerasan pelajar juga terjadi di wilayah pedalaman Kalimantan Tengah tepatnya di Desa Sei Hanyo, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas. Dalam video yang beredar, dua wanita belia yang diduga masih berstatus pelajar terlihat dengan jelas saling menjambak rambut bahkan menendang serta menginjak.
Kasus ini berakhir dengan damai setelah tiga gadis belia yang diketahui masih duduk di bangku SMP dan di bangku SD tersebut dipanggil aparat kepolisian Polsek Sei Hanyo guna dimintai keterangan dan menjadi saksi.
Setelah Pelajar Di Sei Hanyo, video duel siswa SMA-1 Kapuas juga beredar. Video yang berdurasi sekitar 1 menit lebih tersebut sangat jelas terlihat seorang satu pelajar berduel dengan dua lawannya secara bergantian. Dari informasi yang didapat ihkwal perkelahian ini bermula karena adanya tantangan dari salah satu siswa yang tersinggung dengan lawannya. Sementara lokasi perkelahian tersebut ada disekitar dekat bangunan sekolah SMA-Negeri 1 Kapuas di Jalan Kartini pada Jumat, 3 Juni 2022 lalu.
Pasca video ini beredar, salah satu orangtua pelajar tersebut keberatan, kemudian melaporkan kasusnya ke aparat Polres Kapuas yang kemudian berakhir dengan damai.
Maraknya perkelahian pelajar ini menjadi sorotan anggota DPRD Kalteng, Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang membidangi pendidikan, Kuwu Senilawati mengatakan agar jangan sampai kejadian seperti itu terjadi lagi di kemudian hari.
Dia merasa prihatin atas kejadian tersebut, pasalnya di Provinsi Kalteng sebelum-sebelumnya masih adem ayem. Sehingga dia berharap agar permasalahan yang membuat kejadian tersebut agar segera diselesaikan hingga tuntas.
Mengatasi Perkelahian Pelajar
Mengutip dari cerdika, cara mengatasi tawuran ini, ada dua macam pendekatan, preventif (mencegah) dan kuratif (menanggulangi).
Ada beberapa pendekatan preventif berikut yang bisa dijadikan acuan buat mencegah seseorang melakukan tawuran, pendekatan Keluarga.
Keluarga merupakan pondasi utama buat anak-anak terhadap pengaruh buruk dari lingkungan sekitar. Di keluarga, peran ayah dan ibu harus jadi teladan buat anak mereka dan memberikan waktu yang cukup buat kegiatan bersama keluarga.
Dengan keluarga yang memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak, maka anak akan mengerti mengenai baik buruknya suatu perkara.
Pembatasan Pergaulan, Kamu boleh kenal dengan siapa aja, tapi dalam pergaulan kamu harus bisa memilah mana pengaruh yang bisa kamu terima dan mana yang bisa kamu tolak dengan nilai serta norma yang kamu ketahui.
Sedangkan, pendekatan kuratif yang bisa dilakukan buat mengatasi tawuran yang terlanjur sudah terjadi, seperti penegakan Hukum oleh Aparat Kepolisian, Kalo terjadi suatu tawuran, maka pihak yang berwajib harus turun tangan dan menangkap provokator diantara mereka.
Pembuat keonaran harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kemudian peran aktif dari Keluarga, Keluarga yang mengetahui, kalo ada keluarganya ikut dalam acara tawuran harus memberikan sanksi tegas tergantung bagaimana aturan dan peran orang tua dalam mendidik anak yang berlaku di keluarga tersebut.
Dengan begitu, sanksi janganlah berupa kekerasan fisik, karena itu adalah sebuah ironi, melarang untuk berbuat kekerasan dengan cara kekerasan.
Selanjutnya, peran aktif guru dan lingkungan sekolah. Guru dan lingkungan sekolah harus menindak para siswa yang terlibat dalam tawuran. Sanksi bisa dijalankan sesuai aturan yang berlaku tanpa pandang bulu. Penyuluhan tentang bahaya tawuran harus terus dijalankan, khususnya melalui guru BP atau BK. red