Foto bersama saat Gelar Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Bukit Batu, Kecamatan Banturung. (Ist)
PALANGKARAYA, kaltengtimes.co.id–Universitas Muhammadiyah Palangkaraya melaksanakan Pengabdian Masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam Mengembangkan Potensi Tumbuhan Obat Lokal Berbasis “Etnofarmasi”.
Pada program pengabdian ini dosen merangkul mahasiswa untuk bersama-sama berkarya bakti dalam memajukan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam mengembangkan potensi tumbuhan obat dan hasil pertanian berbasis etnofarmasi menuju terciptanya desa mandiri.
Dalam kegiatan ini, Mahasiswa dituntut untuk berperan di bidang pengabdian masyarakat yang dapat dimulai sejak dini melalui berbagai bentuk aplikasi karya dan bakti.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 16 juni 2022. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk workshop¸ diawali dengan pemaparan materi mengenai Etnofarmasi.
Kegiatan menghadirkan tiga pembicara:
Risqika Yuliatantri P., M.Farm dengan paparan Memberikan materi pengenalan tanaman obat lokal khas Kalimantan Tengah dan Memberikan materi “Etnofarmasi”.
Kemudian Apt. Halida Suryadini, M.Farm Memberikan penjelasan khasiat penggunaan tumbuhan obat lokal secara empiris dan literatur dan Memberikan penjelasan terkait macam-macam cara penggunaan/pembuatan tanaman obat lokal.
Selanjutnya Husna Fauzia, M.S.Farm Memberikan demontrasi pelatihan pembuatan spesimen/herbarium
Respon yang baik ditunjukkan oleh masyarakat melalui antusiasme tinggi ketika pemaparan materi.
Sehingga ke depannya, program pendampingan ini dapat dikembangan menjadi kegiataan kewirausahaan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahtaraannya.
Segaimana diketahui, tanaman obat sangat berpotensi untuk dikembangan dan diproduksi dalam jumlah besar di desa ini.
Kekayaan alam hasil pertanian juga sangat melimpah di desa, Namun belum dimanfaatkan menjadi produk makanan siap saji.
Diketahui, di wilayah nusantara, masyarakat yang hidup di dalam atau sekitar hutan telah memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit.
Masyarakat memiliki pengetahuan lokal serta tradisional dalam memanfaatkan tumbuhan obat, yaitu mulai dari spesies tumbuhan, bagian yang digunakan, cara pengobatan, sampai penyakit yang dapat disembuhkan.
Pengetahuan lokal ini spesifik, sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Masuknya budaya modern ke masyarakat dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan mengalami erosi dan hilang.
Hal inilah yang mendorong upaya pelestarian pengetahuan lokal obat tradisional sedini mungkin.
Di sisi lain, akhir-akhir ini penelitian tentang jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi dan diduga berpotensi sebagai obat gencar dilakukan.
langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun menurun Salah satunya dengan menggunakan pendekatan etnofarmasi.
Minimnya pengetahuan masyarakat lokal di Kelurahan Banturung Kecamatan Bukit Batu menjadi salah satu hal yang mendorong dilaksanakan kegiatan ini yakni dengan memberikan edukasi dan pelatihan terkait cara dokumentasi penggunaan tumbuhan obat. red