KUALA KAPUAS, kaltengtimes.co.id – Sudah satu bulan lebih puluhan potong kayu hasil tebangan Hutan Kota Dibiarkan di atas dan menutupi trotoar serta tak kunjung di angkut meski terlihat sudah siap untuk diangkut.
Selain mengganggu keindahan juga dikeluhkan pejalan kaki terlebih trotoar di kawasan tersebut sering digunakan untuk lintasan berolahraga khususnya saat free day.
Penebangan atau pembabatan hutan kota yang semula di katakan hanya dilakukan penebangan atas kayu-kayu sengon, namun di sesalkan banyak pihak karena sejumlah jenis kayu seperti Trengbesi dan Sungkai ikut di babat dan hanya tersisa di bagian pinggir saja.
Sebagaimana diberitakan media ini beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kapuas Karolinae mengatakan tidak akan menebang sejumlah jenis kayu yang ukurannya masih kecil namun faktanya hampir semua kayu yang berada di tengah hutan kota di babat habis kecuali satu pohon kapas yang masih tegak berdiri.
Masih menurut Karolinae, ratusan potong kayu sengon itu akan di lelang namun hingga kini tidak jelas kapan Lelangnya dilaksanakan karena puluhan potong kayu sengon berdiameter relatif besar masih dibiarkan memenuhi trotoar .
Ketika ditanyakan tentang pelaksanaan lelang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Karolinae melalui pesan singkat Rabu, 26/04 hanya mengatakan masih tahap proses. Sementara terkait beberapa jenis kayu yang berukuran kecil yang ikut di babat, yang bersangkutan mengaku tidak mengetahuinya.
Dibincangi secara terpisah, Rabu Siang 26/04/2023, Sekretaris Tim Pokja Adipura 2008-2011 Yan Miler mengatakan setuju saja kalau hutan kota itu diremajakan dan menurutnya harus mempertahankan fungsi dan tujuan dibuatnya hutan kota tersebut.
“Waktu itu kita memang sempat melakukan perapian termasuk penanaman sejumlah pohon, namun seingat saya kalau tanaman Ulin tidak ada yang hidup namun kayu lain seperti Trengbesi, mahoni dan Sungkai banyak yang hidup. “Katanya.
“Saya berharap nantinya jangan lagi di tanam kayu budidaya, tetapi kita berharap agar yang di tanam nanti adalah jenis pohon atau kayu yang berumur panjang seperti Angsana, mahoni, Trengbesi dan jenis kayu khas Kalteng seperti tengkawang dan Ulin. Di samping itu alangkah baiknya kalau bisa juga di tanam rotan jenis marau karena jenis rotan ini merupakan khas Kalimantan Tengah”
Yan Miler juga berharap agar kelak hutan kota tersebut bisa dijadikan sarana edukasi khususnya rangka memperkenalkan pohon atau kayu lokal seperti Tengkawang dan ulin ke generasi -generasi berikutnya.
“Sekarang saja banyak generasi muda kita yang tidak mengenal pohon Ulin dan Tengkawang. Karenanya sangat penting kita menanam jenis kayu tersebut di hutan kota. ‘Pungkas Yan Miler, yang juga mantan salah satu Kepala Bidang di Dinas Lingkungan Hidup. (Nas)