PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id – Pemerintah melalui Badan Nasiona Panggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan sebuah helicopter water boombing untuk mengantisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Menurut Plt. Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Prov. Kalteng Ahmad Toyib, helicopter water boombing tersebut telah tiba di bandara Tjilik Riwut pada hari Minggu tanggal 11 Juni 2023 kemarin.
Toyib menjelaskan bahwa Pemprov. Kalteng kedatangan satu unit helicopter yang memiliki fungsi ganda. Selain untuk patroli udara, unit tersebut juga dapat melaksanakan kegiatan water bombing atau pemadaman sekaligus seandainya pada saat patroli ditemukan adanya kebakaran lahan maupun hutan. Dalam rangka penanganan siaga darurat bencana karhutla di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, waktu operasional Heli tersebut bersifat fleksibel, dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai hasil analisis tim Satgas Karhutla dan kondisi di lapangan.
“Berdasarkan data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Fire Hotspot, pada tanggal 11 Juni 2023 terdapat 10 hotspot dan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, tingkat kemudahan terbakar (Fine Fuel Mouisture Code-FFMC), potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada tanggal 12 Juni 2023 tersebar hampir seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah masuk kategori sangat mudah terbakar. Selain itu, berdasarkan laporan tim patroli darat, kejadian karhutla pada tanggal 11 Juni 2023 setidaknya terdapat tiga kejadian yaitu di Palangka Raya, Kotawaringin Barat dan Sukamara,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa berdasarkan data-data tersebut, maka disepakati untuk patroli udara yang direncanakan sebanyak dua sorti. Sorti pertama dengan prioritas pada wilayah sekitar Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi, dilanjutkan ke wilayah selatan melewati pesisir pantai sampai ke wilayah barat Provinsi Kalimantan Tengah. Sorti kedua, dari wilayah barat kembali ke Palangka Raya menyusuri wilayah tengah melalui Katingan Tengah, Kasongan dan jika masih memungkinkan akan dilanjutkan ke wilayah Barito Selatan dan Kapuas. Hal ini diputuskan dalam rapat teknis dihadiri oleh tim BPBPK Prov. Kalteng, tim BNPB, perwakilan TNI AU dan operator Heli.
“Water bombing dilaksanakan jika terjadi kondisi darurat di wilayah yang dilalui saat melakukan patroli atau Satgas menerima laporan dari lapangan bahwa telah terjadi/terpantau titik api yang tidak bisa diakses oleh tim darat. Salah satu penjelasan teknis operator Helikopter, sling yang digunakan untuk membawa baket air adalah sepanjang 30 meter dengan pertimbangan area operasi bersifat flat dan down wash heli tidak terlalu besar. Sedangkan untuk rencana rute patroli udara dan water bombing akan ditentukan dalam rencana detail operasi setelah dilakukan analisa berdasarkan laporan dari BMKG terkait cuaca, sebaran hotspot dan laporan dari pos lapangan yang tersebar di 35 titik se-Kalimantan Tengah,” sambungnya.
“Selanjutnya, BNPB akan terus memantau perkembangan kejadian karhutla di Kalteng baik melalui pantauan satelit maupun koordinasi langsung dengan BPBPK. operasional Helikopter akan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, apabila kejadian karhutla dianggap meningkat, maka pihak BNPB akan segera mengirimkan heli tambahan untuk membantu unit pertama yang sudah beroperasi,” tutupnya. (red)