Kuala Kapuas, kaltengtimes.co.id – Di wilayah Kecamatan Kapuas Hulu ternyata tidak hanya kondisi gedung SDN 1 Bulau Ngandung saja yang memperlihatkan namun sejumlah Sekolah Dasar Negeri lainnya juga mungkin bernasib sama.
Dari pantauan media ini, salah satu lainnya SDN 1 Rahung Bungai yang kondisinya tidak kalah memprihatinkan dibanding SDN 1 Bulau Ngandung.
Dari empat ruang belajar yang dimiliki SDN 1 Rahung Bungai kondisinya benar-benar tidak layak sebagai ruang belajar, secara keseluruhan bagian plapon telah rusak parah, juga lantai dan dinding yang mengalami pelapukan di beberapa bagian. Bahkan tidak sampai di situ saja, meja, kursi serta papan tulis di setiap ruangan telah termakan usia.
Kepala SDN 1 Rahung Bungai, Aprianto, S.Pd, menjelaskan bahwa sudah selama 25 tahun sekolah ini belum sekalipun menerima bantuan untuk perbaikan gedung maupun prasarana lainnya, sehingga tidaklah heran jika terjadi kerusakan disana-sini.
Pernah beberapa kali menyampaikan usulan untuk perehaban gedung, tapi hingga kini belum mendapat tanggapan. Namun meski demikian tidak mengurangi semangat mengajar para tenaga didik, hanya saja kita terkadang merasa iba dengan peserta didik di tengah keterbatasan tersebut. Karenanya kita berharap kiranya Pemerintah bisa memahami kondisi sekolah ini “Kata Aprianto ketika di temui di ruang kerjanya Kamis siang 13/6/2024.
Kita juga memahami bahwa Sekolah ini bukanlah satu-satunya yang harus mendapat perhatian dari Pemerintah namun melihat kondisinya, terlebih jika sudah memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, proses pembelajaran sering terhambat akibat seluruh ruangan mengalami bocor sehingga sudah seyogyanya perbaikan sekolah ini masuk dalam skala prioritas Dinas Pendidikan Kapuas. “Ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Desa Rahung Bungai, Iton, mengaku bahwa dirinya merupakan salah seorang alumni SDN 1 Rahung Bungai dan sejak duduk di bangku kelas satu (1), hingga sekarang sekolah ini belum pernah di rehab apalagi ditingkatkan.
“Seiring waktu, bangunan SDN 1 Rahung Bungai ini tentu saja sudah cukup tua dan berarti sudah selama 25 tahun belum pernah di rehab, termasuk perumahan guru yang ada. Meski prihatin tapi tidak banyak yang bisa kami lakukan. “Jelas Iton.
Memiliki gedung dengan prasarana pendukung yang layak dan bagus tentu menjadi keinginan semua desa karena bisa menjadi penyemangat serta menumbuhkan dan meningkatkan motivasi tenaga didik dan para peserta didik dalam melangsungkan proses belajar mengajar. “Pungkas Iton. (*Nas)