PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id — Henny Wijiastuti, wanita paruh baya yang sejak puluhan tahun silam merantau ke Kalimantan Tengah dan sejak tahun 2014 menggeluri usaha produksi herbal Khas Kalimantan Tengah kini boleh dibilang sukses. Betapa tidak, Henny dan suaminya Monang yang dikarunia 7 orang anak, 4 diantara anaknya kini sudah bergelar Sarjana, sementara 1 anaknya lagi masih duduk dibangku kuliah dan 1 lagi kini duduk di bangku SMA di Palangka Raya.
Ditemui di rumah produksi Industri Kecil Menangah (IKM) Berkat Uhut Kayu di jalan Mendawai ujung Palangka Raya, Henny menuturkan awal mulanya ia menggeluti usaha produksi herbal yang bahannya semuanya berasal dari aneka tumbuhan di Kalimantan Tengah. Henny mengaku ia bersama suaminya terpaksa hijrah ke Kalimantan Tengah untuk menjadi transmigrasi ke Desa Pangkoh, Kabupaten Kapuas. Tentu saja dia hijrah, salah satunya karena tuntutan perut.
Saat menjadi seorang transmigran, Henny berupaya menambah penghasilan kesehariannya dengan menjualkan barang-barang herbal khas Kalimantan Tengah milik beberapa usaha produksi rumah tangga, seperti herbal bawang dayak, akar bajakah, prosam, prosilam, prokes dan sebagainya.
‘’Karena pangsa pasar herbal khas Kalteng cupuk laris, maka pelan-pelan saya mulai memproduksi sendiri herbal khas Kalteng karena bahanya cukup mencarinya di hutan-hutan. Ternyata sejak awal tahun 2014 saya memproduksi herbal khas Kalteng pemasarannya semakin baik, sampai akhirnya sekarang ini,’’ungkap Henny.
Dalam mengembangkan usaha produksi herbal khas Kalteng, Henny tentu saja tidak sendiri. Dia banyak dibantu oleh jajaran Dinas Pertanian setempat yang meliputi bimbingan hingga dibantu pemasaran hasil produksinya. Seiring dengan perjalanan waktu, pada tahun 2016-2017 usaha produksi herbal Henny kemudian dilirik oleh pihak Rumah BUMN Perttamina Palangka Raya. Henny sering diundang pihak Pertamina untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, pengurusan perijinan hingga pemasaran hasil produksinya.
Dan yang cukup membanggakan Henny sejak dibina Rumah BUMN Pertamina Palangka Raya, pada tahun 2023 lalu, Henny diberi kesempatan untuk mengikuti pameran TIE Pertamina di Jakarta, dimana salah satunya pameran TIE itu bertujuan untuk menjangkau pemasaran global produksi herbal khas Kalteng.
Di rumah produksinya Berkat Uhat Kayu, sejumlah piagam dan penghargaan tersusun rapi di sebuah etalese kaca milik Henny. Saat ini Henny memiliki 4 karyawan dan dia sendiri sebagai owner Berkah Urat Kayu. Setidaknya saat ini dari aneka tumbuhan khas Kalteng Henny bisa memproduksi 12 macam herbal khas Kalteng. Untuk herbal bawang dayak misalnya hasil produksi Henny rata-rata perbulan lebih dari 300 kemasan, akar bajakah antara 1.000 hingga 1.500 kemasan, kopi khas Kalteng produksinya antara 25-30 kilogram per bulan, makanan ringan seperti stik kalakai, keripik bayam, serondeng kecombrang, jahe instan rata-rata produksinya mencapai 400 kemasan dalam satu bulan.
Sisi positifnya, tidaklah sulit bagi Henny untuk memasarkan hasil produksi herbalnya. Selain dibantu Dinas Pertanian dan Perindustrian dan Rumah BUMN Pertamina Palangka Raya, Henny juga menitipkan hasil produksi herbalnya ke ritel-ritel modern seperti sebuah supermarket terbesar di Palangka raya Sandys Swalayan, Hypermart dan beberapa toko oleh-oleh kkas Kalteng di Palangka Raya. Selain itu kata Henny dia juga memasarkan hasil produksinya ke sejumlah kota-kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Jambi, Cianjur, Jogjakarta yang menjadi reseller untuk menjual herbal khas Kalteng. Bahkan tahun 2022 lalu Henny melalui sebuah agen sempat mengekspor produksi herbalnya ke Negara Kazastan.
‘’Saya bersyukur dari usaha Berkat Uhut Kayu sebagai satu-satunya usaha saya dan keluarga saya saat ini, saya bisa menapaki kehidupan hingga mengantarkan 4 anak saya menjadi Sarjana,’’ pungkas Henny.(red)