PALANGKA RAYA, Kaltengtimes.co.id – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah Yulindra Dedy mengungkapkan pada H-7 Lbaran Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah terjadi peningkatan arus mudik, baik melalui jalur darat, laut maupun udara.
Berdasarkan data yang tercatat pada H-7 lebaran di 3 Terminal di Kalteng, yaitu W.A. Gara, Terminal Natai Suka Pangkalan Bun dan Terminal Sanggu Buntok, terdapat 7.766 orang kedatangan dan 8.330 orang keberangkatan. Sedangkan pada 3 Pelabuhan, yaitu Panglima Utar Kumai, Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Bahaur, terdapat 2.236 orang kedatangan dan 13.459 orang keberangkatan.
Sementara itu, puncak arus mudik jalur udara sebanyak 10.763 orang kedatangan dan 21.663 orang keberangkatan yang memadati 3 Bandara se-Kalteng. Dengan Presentase sebesar 52,35% pada Bandara Tjilik Riwut, 36,81% pada Bandara Iskandar, dan 10,73% pada Bandara H. Asan Sampit.
‘’Angka tersebut bisa saja bertambah mengingat masih banyak warga Kalteng yang melaksanakan mudik menggunakan kendaraan pribadi. Banyak masyarakat yang melaksanakan mudik lebaran di tahun ini, karena selama 2 tahun pemerintah melarang adanya mudik lebaran akibat tingginya kasus COVID-19,’’ ungkap Yulindra.
Ditambahkan Yulindra, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada Jumat-Minggu (29 April-1 Mei 2022) lalu. Namun animo masyarakat untuk mudik tahun ini meningkat akibat adanya pandemi dua tahun terakhir. Hal itu terlihat pada suasana di Pelabuhan Bahaur, dari jumlah pemudik dari Lamongan Jawa Timur yang menggunakan KMP Drajat Paciran, Jumat (6/5).
“Selain itu, posko juga dilakasanakan di perbatasan Provinsi Kalimantan Tengah dengan Provinsi lain, yaitu pada Perbatasan Kalteng-Kalsel (Anjir Serapat), dan Perbatasan Kalteng-Kalsel (Pasar Pana). Hingga saat ini, seluruh stakeholder terkait masih melaksanakan pengamanan sejumlah posko vital untuk mengatasi padatnya arus balik di Kalteng,” tutur Yulindra Dedy.
Kondisi di Pelabuhan Bahaur terdapat 118 pemudik dari Pulau Jawa yang tiba menggunakan Kapal KMP Drajat Paciran. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pulang Pisau, Supriyadi membenarkan bahwa KMP Drajat Paciran tidak hanya mengangkut orang saja, melainkan juga 12 unit sepeda motor, 8 unit mobil (R4) dan 1 unit Fuso.
“Dan tidak ditemukan adanya barang bawaan penumpang yang berbahaya, serta kendaraan yang tidak mempunyai surat-surat dan identitas penumpang yang mencurigakan,” tambahnya. (red)