PALANGKA RAYA, Kaltengtimes.co.id – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul mengatakan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sasaran prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. ‘’Pembangunan bidang kesehatan termasuk pencegahan penyakit adalah bagian dari langkah untuk meningkatkan manusia Indonesia yang berkualitas. Indonesia menetapkan sasaran prioritas dalam RPJMN tahun 2020-2024, dimana telah ditetapkan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2024 untuk AIDS, TB dan Malaria,’’ Kata Suyuti Syamsul saat membuka kegiatan Lokakarya Petunjuk Teknis Integritas Global Fund Acquired Immune Deficiency Syndrome (GF AIDS), Tuberkulosis (TB) dan Malaria Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, bertempat di Fovere Hotel Palangka Raya, Rabu (15/6).
“Indonesia juga telah menyepakati komitmen global untuk Ending AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) tahun 2030. Beberapa indikator pada ATM memang masih jauh dari target yang telah ditetapkan, khususnya AT (AIDS dan TB), sementara Malaria di beberapa kabupaten/kota telah mencapai pra eliminasi/eliminasi. Untuk mendukung tercapainya target-target eliminasi tersebut serta menjamin sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan (Resilient and Sustainable System for Health/RSSH) untuk ATM, seberapa besar perhatian daerah atas ATM, yang antara lain ditandai dengan tersedianya belanja daerah untuk ATM,” tambah Suyuti Syamsul.
Dalam dokumen perencanaan Pemerintah Daerah dijelaskan, Petunjuk Teknis Integritas (PTI) ATM ini perlu dibuat dan ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memberikan arahan bagaimana mencapai target pencegahan dan pengendalian ATM.
Selain itu, untuk menjelaskan kebijakan terkait desentralisasi yang mendasari adanya pembagian kewenangan antar level pemerintahan, serta pemahaman umum terkait pembagian tersebut sesuai Lampiran Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. “Pemahaman terkait unsur dan fungsi manajemen melekat pada urusan yang diserahkan kepada masing-masing tingkatan level kewenangan urusan pemerintahan,” jelas Suyuti.
Lebih lanjut Kadiskes menambahkan, PTI ATM ini penting untuk menjelaskan apa saja kegiatan prioritas yang perlu direncanakan dan dianggarkan untuk setiap komponen AIDS – Tuberkulosis – Malaria pada masing-masing kabupaten/kota sesuai level endemisitasnya. Suyuti juga menyebutkan, PTI ATM juga menjelaskan arahan Kemendagri tentang bagaimana integrasi ATM dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah lima tahunan yaitu RPJMD dan Renstra tentang hal apa saja yang perlu dituliskan pada setiap Bab, serta tabel-tabel penting yang perlu diisi sesuai petunjuk pada Permendagri 86 Tahun 2017. Bab ini akan diawali dengan penjelasan keterkaitan indikator dari RPJMN dan Renstra Kemenkes dengan RPJMD dan Renstra Dinkes.
“Terakhir, PTI ATM tersebut menjelaskan arahan Kemendagri tentang bagaimana integrasi ATM dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tahunan yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” tutupnya.
Turut hadir secara langsung, Ketua Umum Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Wilayah Prov. Kalteng Andjar Hari Purnomo dan para peserta dari Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya. Hadir pula secara virtual melalui zoom meeting para peserta dari kabupaten lainnya. (red)