PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id – Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H.Ma’ruf Amin, menegaskan percepatan penurunan stunting merupakan prioritas nasional yang sedang dilaksanakan pemerintah saat ini. Hal tersebut dikatakan Wapres RI saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Bergerak bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting, Senin (23/8). Rakornas tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Kalteng, H. Edy Pratowo secara virtual dari Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng. Wapres K.H. Ma’ruf Amin dalam arahannya menyampaikan dengan adanya komitmen yang kuat dari Kepala Daerah, menjadikan penurunan stunting sebagai prioritas sehingga semua sumber daya yang diperlukan dapat dimobilasasi untuk penurunan stunting.“Kita semua harus bertekad dan bekerja keras agar target ini dapat dicapai”, tegas Wapres. Dipaparkan, target yang sudah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada Tahun 2024. Saat ini terdapat 360 Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi prioritas pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting. Pemerintah telah menetapkan 154 Kabupaten/Kota sebagai lokasi prioritas baru, sesuai Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) nomor Kep.10/M.PPN/HK/02/2021 tanggal 25 Februari 2021 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2022. Sementara itu Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa, dalam sambutan pengantarnya menyampaikan bahwa stunting menentukan kualitas manusia di masa depan. Pada Tahun 2020 World Bank mengeluarkan Human Capital Index (HCI) dan Index ini mengukur kualitas produktivitas optimum penduduk di masa depan yang antara lain ditentukan dari waktu anak hingga usia sampai 5 Tahun. Nilai HCI Indonesia Tahun 2020 adalah 0,54. Angka ini menggambarkan bahwa balita Indonesia saat ini hanya akan mencapai 54% dari potensi maksimalnya di masa dewasa. Jika permasalahan ini dapat diatasi maka generasi kedepan akan lebih menjadi produktif, daya saing dan cita-cita untuk meraih bonus demografi dapat tercapai. Berdasarkan data dari World Bank 2020, permasalahan stunting di Indonesia berada di urutan ke 115 dari 151 Negara di dunia. Penyebab tingginya angka stunting diantaranya kurangnya asupan gizi kronis, rendahnya cakupan akses air dan sinitasi penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas, rendahnya pendidikan orang tua, pola asuh yang salah serta kurangnya tenaga kesehatan terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita. (red)