Foto bersana saat Disdik Kalteng dan SMAN 5 Palangka Raya melakukan studi komparasi ke SMAN Banua Kalsel. (Ist)
PALANGKARAYA, kaltengtimes.co.id-Studi komparasi atau studi banding menjadi salah satu bagian dari program sekolah untuk senantiasa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Melihat langsung sekolah unggulan yang lebih baik sarana prasarana, manajemen, pembinaaan siswa, dan pembiayaan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas sebuah satuan pendidikan.
Melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus studi banding ke sekolah yang memiliki banyak keunggulan perlu dilakukan agar bisa banyak belajar. Berkaitan dengan itu Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah dan SMAN 5 Palangka Raya melakukan studi banding ke SMAN Banua Kalimatan Selatan di Banjarmasin pada Rabu, 5 Oktober 2022.
Kepala SMAN Banua Kalsel, Risa Lisdariani, M.Pd. beserta tim manajemen menyambut baik kunjungan ini. Dalam dialog diskusi, ia menjelaskan latar belakang sekolah yang berdiri sejak 2012 dan didanai APBD Provinsi Kalimantan Selatan. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah berasrama yang menerapkan dua bahasa dalam kegiatan pembelajarannya (bilingual boarding school).
Beberapa keunggulan SMAN Banua Kalsel itu antara lain, siswa diterima secara gratis setelah melalui proses seleksi yang ketat, kegiatan pembelajaran sangat disiplin dipandu oleh guru-guru yang terseleksi ketat juga. Di sekolah ini juga tidak ada pembelajaran kosong. Jika ada guru yang berhalangan masuk, ada guru pengganti yang masuk menggantikannya.
Evaluasi mingguan terhadap hasil pembelajaran juga dilakukan. Ini merupakan bagian dari upaya tetap meningkatkan dan menjamin kualitas hasil pembelajaran. Melalui kegiatan ini, siswa mendapat layanan tindak lanjut terhadap perkembangan kompetensi dan prestasi belajarnya.
Pembinaan karakter melalui kegiatan keagamaan juga berlangsung konsisten, seperti belajar mengaji (baca Al-Qur’an) dan berceramah secara bergantian di masjid. Siswa makan dan minum juga terjaga, hanya mengonsumsi yang disediakan asrama sehingga di sini tidak ada kantin. Orang tua mengirimkan makanan/minuman hanya pada hari Sabtu dan Minggu saja dengan aturan yang mesti ditaati.
Di bidang pembinaan ekskul, siswa juga diseleksi untuk mengikuti ekskul yang dipilihnya. Pembinaaan ekskul, misalnya olimpiade dilakukan di luar jam pelajaran sehingga tidak mengganggu jam belajar. Pembina Ekskul merupakan guru atau tim atau alumni sekolah yang punya pengalaman mengikuti olimpiade dan pernah meraih prestasi.
Kabid PSMA, Safrudin, M.Pd., didampingi Subkoordinator Kurikulum dan Penilaian, Gaong, S.E., Disdik Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala SMAN 5 Palangka Raya dan para guru menyatakan sangat terkesan dengan keberadaan SMAN Banua Kalsel ini. Ia menyampaikan harapannya bahwa Kalteng juga akan dapat belajar dan mencontoh dari saudara tuanya, Provinsi Kalimantan Selatan, untuk lebih memajukan pendidikan agar mampu sejajar dengan sekolah-sekolah unggulan di kancah nasional. Untuk itu tentu perlu komitmen yang kuat dan konsisten dari berbagai pihak agar dapat mewujudkannya secara bertahap.
“Paling tidak dalam hal praktik baik, seperti disiplin dalam pembelajaran sehingga tidak pernah ada jam pelajaran kosong itu bisa dicontoh. Begitu juga dengan komitmen untuk melaksanakan tugas penuh semangat dan mau belajar dan bekerja keras tak kenal lelah,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs. M. Ramli, M.Pd., sangat berharap bahwa Kalimantan Tengah juga bisa kembali memiliki sekolah unggulan dengan peringkat nasional yang bisa dibanggakan.
“Kalteng pernah punya sekolah berasrama, yakni SMAN 5 Palangka Raya. Kita tentu harus punya optimisme dan komitmen yang kuatu untuk bisa menghidupkan kembali. Kita berharap nanti Pemprov Kalteng juga punya komitmen untuk merealisasikannya dengan aksi nyata sebagai wujud perhatian yang sungguh-sungguh untuk mengangkat mutu dan pengelolaan pendidikan,” tuturnya.
Dari diskusi silaturahmi yang berlangsung hangat dan bersahabat dapat dicatat hal-hal baik yang tentu bisa dijadikan pertimbangan untuk menjadi contoh yang bisa disesuaikan untuk menghidupkan kembali sekolah berasarama yang unggul sesuai harapan semua pihak.
Tentu saja untuk membangun dan mengelola sekolah berasrama yang representatif, unggul, berkualitas harus didukung tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kemauan kerja keras yang luar biasa dan siap menghadapi tantangan. Tentu juga harus memberikan pikiran, perhatian, kemampuan, tenaga, dan waktu dengan penuh kesungguhan. Yang tak kalah pentingnya juga adalah komitmen Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk memberikan pembiayaan dan pembinaan maksimal secara terus-menerus. red