SAMPIT, Kaltengtimes.co.id — Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Pardamean Gultom menyarankan perbaikan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan Sampit nantinya dilengkapi dengan pembuatan parit di sisi jalan.
” Kalau dibiarkan tanpa ada parit seperti selama ini, maka tiga atau enam bulan setelah diperbaiki, bisa akan rusak lagi,” kata Gultom di Sampit, Selasa (2/8/2022).
Jalan lingkar selatan berstatus jalan provinsi yang berarti kewenangan pengelolaannya ada di tangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sudah mengusulkan perbaikan jalan khusus angkutan berat tersebut namun hingga kini belum disetujui.
Dampak kerusakan jalan itu menjadi dalih truk dan angkutan berat lainnya beralih masuk melintasi jalan dalam kota Sampit. Jika dibiarkan, ini bisa membuat jalan dalam kota cepat rusak serta rawan memicu kecelakaan lalu lintas.
Pendataan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, ada sekitar 1.825 meter kerusakan di jalan lingkar selatan. Penanganan darurat itu membutuhkan dana sekitar Rp4,7 miliar.
Senin (25/7/2022) lalu telah digelar pertemuan dengan pengusaha perkebunan kelapa sawit dan pengusaha angkutan untuk penanganan darurat jalan lingkar selatan. Perusahaan diberi waktu satu minggu untuk memutuskan bagaimana kontribusi mereka untuk perbaikan tersebut, namun ternyata hingga kini belum ada keputusan.
Gultom mengetuk hati para pimpinan perusahaan agar mau membantu memperbaiki jalan tersebut. Apalagi ini juga untuk kepentingan perusahaan, yakni supaya angkutan mereka bisa melintasi dengan lancar sehingga tidak perlu lagi masuk melintasi jalan dalam kota yang membahayakan masyarakat.
Dia meminta pemerintah kabupaten mendata perusahaan mana saja yang bersedia membantu dan tidak membantu perbaikan jalan tersebut. Data itu menjadi dasar bagi pemerintah daerah menyikapi perusahaan yang telah membantu dan perusahaan yang tidak mau membantu.
Hingga saat ini angkutan berat yaitu truk pengangkut hasil produksi perkebunan kelapa sawit dan truk bermuatan material dan barang lainnya, masih hilir mudik melintasi jalan dalam kota Sampit. (red)