Kasongan, kaltengtimes.co.id Kasongan, ibu kota Kabupaten Katingan yang terletak sekitar 80 kilometer dari Kota Palangka Raya kini lumpuh akibat diterjang banjir.
Tak banyak yang dilakukan oleh warga terutama yang bermukim di bantaran Sungai Katingan kecuali menungu air surut.
Bantuanpun terkadang hanya lewat, dan yang cukup miris masih ada warga yang bertahan meskipun air sudah setinggi atap rumah.
Warga yang bertahan membuat “katil” –sebuah istilah di Katingan untuk meninggikan tempat tidur.
Untuk makan sehari-hari mereka hanya mengharapkan bantuan nasi bungkus, karena sudah tidak bisa melakukan aktivitas memasak.
Warga yang bertahan di rumah-rumah hanya mengandalkan nasi bungkus yang dibagikan dapur umum dan posko banjir untuk bertahan hidup.
“Untuk mendapatkan nasi bungkus, mereka harus antre di posko banjir di Bundaran Kasongan arah Sampit,” kata Efendy, salah seorang warga di Kasongan Lama.
Efendy mengatakan, warga yang bertahan hanya mengandalkan alat ces atau perahu motor untuk bepergian, karena di lokasi banjir seperti di komplek dermaga Pemda semua rumah terendam, jalan atau gang tidak bisa dilalui, dan warga sudah banyak yang mengungsi.
Banjir yang melanda Kabupaten Katingan tahun ini merupakan banjir terbesar.
Banjir tak hanya merendam puluhan ribu rumah warga, fasilitas publik, namun juga menyebabkan jalan-jalan putus, pasar terendam, listrik mati, serta rumah sakit ikut terendam. Banjir juga memaksa warga mengungsi ke tempat – tempat pengungsian.
Banjir juga menyebabkan dua korban tewas terkena arus listrik.
Efendy mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak khususnya makanan dan minuman, obat-obatan. red