HJ TRI HIDAYATI
PALANGKARAYA, kaltengtimes.co.id– Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2022 menjadi sebuah momentum yang menunjukkan betapa Negara menghargai kaum ibu di Tanah Air.
Karena itu, para ibu pun sepatutnya termotivasi untuk menunjukkan bahwa mereka memang layak untuk dihargai.
Pendapat tersebut disampaikan Dosen Fakultas Syariáh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Hj Tri Hidayati SHi MH saat dibincangi awak media, Senin (19/12/2022), terkait jelang peringatan Hari Ibu.
“Bangsa dan Negara mengakui bahwa kita (ibu) berharga. Ini suatu kebanggaan sekaligus tantangan bagi para ibu untuk membuktikan kalau mereka layak dihargai. Caranya, dengan menunjukkan bahwa para ibu mampu berperan menjadikan segalanya lebih baik, mulai dari memperbaiki diri sendiri, keluarga, lingkungan, bidang pekerjaan, hingga Bangsa dan Negara,” kata perempuan kelahiran Palingkau, Kabupaten Kapuas, 14 Agustus 1980 itu.
Tri melanjutkan, tantangan para ibu di era kemajuan teknologi dewasa ini memang lebih besar dan kompleks. Terutama dalam tugas pokok mereka sebagai “madrasah” atau lembaga pendidikan dalam keluarga, terutama bagi anak-anak.
“Kita hidup di era di mana teknologi dengan segala dampak negatifnya ada di sekitar kita. Contohnya penggunaan gadget pada anak-anak kita. Jika tidak terkontrol dengan baik, perangkat tersebut bisa saja mendatangkan hal negatif bagi perkembangan anak,” ungkap Tri.
Dia melanjutkan, agar berhasil dalam mengasuh dan mendidik anak, para ibu harus memberikan bimbingan yang intensif, terutama dalam memberikan asupan pendidikan rohani bagi anak-anaknya.
Di samping itu, dalam pemanfaatan teknologi, seorang ibu harus bisa memberikan teladan secara langsung sebagai contoh bagi anak-anaknya.
“Saya pribadi selalu menghindari menggunakan gadget untuk share di media sosial tentang permasalahan atau initantangan hidup lainnya. Itu sama dengan menebar aib diri dan keluarga kita, tidak menyelesaikan masalah, bahkan bisa tersangkut hukum (UU ITE).
Lebih baik share hal-hal positif, inspiratif, atau yang memotivasi orang lain untuk menjadi lebih baik,”ajak istri dari H Abdul Azis MPd yang juga berprofesi sebagai pendidik ini.
Dia melanjutkan, di samping mendidik anak dalam keluarga, tantangan para ibu dewasa ini juga dalam hal membagi peran untuk lingkungan, daerah, Bangsa dan Negera lewat profesi yang mereka geluti. Bahkan beberapa ibu juga turut berbagi peran dengan suami dalam mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga lewat pekerjaan yang mereka jalani.
“Kita punya tugas dan peran masing-masing. Tentu tidak mudah. Tetapi selalu niatkan untuk ibadah sehingga apa yang kita jalani membawa berkah. Harus saling memahami dengan suami, saling support dalam membimbing anak-anak,” saran ibu empat orang anak ini.
Ditambahkannya, jika pun waktu seorang ibu dalam membimbing anak kurang karena banyaknya kesibukan, pastikan pengawasan dan pendidikan mereka tetap berjalan. Misalnya dimasukkan dalam lembaga pendidikan yang ada asramanya, seperti pondok pesantren.
Tri Hidayati kini mahasiswa tingkat akhir S3 Universitas Islam Negeri (UIN) Banjarmasin, juga berkiprah di sejumlah organisasi seperti pengurus MUI, ICMI dan KAHMI serta Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalteng. (red)