Suasana pengambilan beras Bulog di halaman Bulog Kapuas. (Ist)
KUALA KAPUAS, kaltengtimes.co.id – Sebagai upaya penekanan inflasi akibat beberapa faktor yang belakangan ini mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok beras, Dinas Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah dengan menggandeng Bulog luncurkan program penyaluran beras bersubsidi jenis Pra dan jenis Pulen.
Di Kapuas sendiri mendapat antusias luar biasa dari masyarakat, hal ini dapat terlihat dari ramainya warga yang antri untuk mendapatkan beras tersebut dengan tebus murah yang penyalurannya hingga hari ini Selasa 28/02/2023 telah 15 hari oleh Bulog Kapuas dengan jumlah tersalurkan hingga Minggu (26/02) sesuai data dari Bulog Kapuas sudah mencapai 63 ton.
Ditemui di ruang kerjanya Selasa 28/02/2023, Kepala Bulog Kapuas Agung Setia Budi mengatakan,” Saat ini penelitian atau pendataan yang telah dilaksanakan pusat terkait Indeks Harga Konsumen itu baru Kabupaten Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kotawaringin Timur, namun pada awal 2024 nanti akan bertambah 2 Kabupaten lagi, yaitu Kabupaten Suka Nara dan Kabupaten Kapuas sehingga nantinya 4 Kabupaten inilah yang akan menjadi tolak ukur dampak Indeks Harga Konsumen untuk Kalimantan Tengah. Karenanya pula Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah rangka penyaluran beras subsidi atau beras tebus murah ini hanya dilaksanakan di 4 Kabupaten tersebut.
Masih menurut Agung Setia Budi, secara langsung memang tidak berkaitan dengan pasca covid 19, namun jika di runut inflasi bermuara dari sana. Akibat pandemi covid 19 yang tak pernah di duga sebelumnya banyak menguras anggaran yang terpaksa dialihkan demi penangan covid baik di tingkat Nasional hingga tingkat Daerah.
“Kemudian adanya kebijakan Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak yang membuat harga bahan pokok beras melambung, sementara daya beli Masyarakat yang menurun. Selain itu faktor ketersediaan beras skala Nasional juga merupakan faktor naiknya tingkat inflasi. ” Sambungnya.
“Meski Kapuas disebut sebagai lumbung padi, harus pula dipahami bahwa dengan demikian tidak menjamin cukupnya ketersediaan beras di pasaran sebab petani kita pada umumnya petani non industri yaitu belum dalam skala besar sehingga orientasinya hanya pemenuhan kebutuhan pribadi dan sisanya bila ada baru dijual atau di lempar ke pasar-pasar. “Sambung Agung Setia Budi.
Dengan adanya program beras subsidi tebus murah ini diharapkan bisa menjaga stabilitas harga serta ketersediaan beras di pasaran sehingga pada akhirnya bisa membantu masyarakat khususnya masyarakat dengan daya belinya Kurang memadai sehingga tingkat inflasi itu bisa di tekan dan diatasi. “Pungkasnya (Nas).