Palangka Raya, kaltengtimes.co.id-Raut wajah Anisa, salah seorang pelajar SMP di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, begitu ceria, saat menjalani vaksinasi massal pelajar di kawasan Gedung Poltekes, Kemenkes, Kota Palangka Raya, beberapa waktu lalu.
Tak ada rasa takut, saat jarum yang berisi dosis pertama vaksin Covid-19 disuntikan oleh petugas vaksinator.
Nisa, panggilan akrabnya tak percaya begitu saja dengan berita hoak tentang vaksinasi, sehingga sejak pagi dirinya antusias, dan rela antre untuk mendapatkan vaksin Sinovac dosis pertama.
Tak hanya Nisa, sejumlah pelajar lainnya juga begitu antusias saat menjalani vaksinasi pelajar yang sudah berlangsung beberapa hari di Aula gedung Bapelkes, jalan Yos Sudarso, Palangka Raya tersebut. “Keinginan untuk vaksin ini selain melindungi diri dari paparan virus Covid-19, juga sebentar lagi mau sekolah tatap muka,” kata Nisa.
Kerinduan untuk melakukan sekolah tatap muka begitu kuat, karena hampir dua tahun ini, Nisa maupun teman-temannya hanya melaksanakan sekolah dalam jaringan (daring) mengingat kondisi pandemi Covid-19.
Pelaksana pelayanan vaksinasi Covid-19, Poltekes Kemenkes, Palangka Raya M. Muchtar MPH mengatakan, pihaknya melaksanakan vaksinasi ini dengan target lima ratus orang per hari untuk dosis pertama, dengan sasaran memperioritaskan remaja usia dua belas hingga delapan belas tahun khususnya pelajar SMP dan SMA. Sejak pelaksanaan kegiatan di Poltekes, sudah ribuan lebih pelajar yang divaksin.
Pihaknya berharap setelah adanya vaksinasi ini kekebalan tubuh pada anak-anak bisa terbentuk, sehingga tidak mudah terserang virus Covid-19, dan siap untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
Melandainya kasus Covid-19 di Provinsi Kalimantan Tengah, serta turunnya level dari zona merah menjadi zona kuning di semua kabupaten dan kota di Kalteng mendorong sejumlah pihak terus memperlaju pelaksanaan vaksinasi, bukan hanya pemerintah daerah, namun juga melibatkan semua stake holder yang ada misalnya, Polda Kalimantan Tengah, dan lembaga pendidikan seperti universitas Palangka Raya (UPR), Unkrip, dan IAIN Palangka Raya.
Tak hanya, kalangan pelajar SMP maupun SMA yang menjalani vaksinasi, sejumlah santri dan santriwati yang ada di Kota Palangka Raya, juga menjalani vaksinasi yang berlangsung di Aula Palampang Tarung Kota Palangka Raya, belum lama ini.
Kegiatan ini diikuti ratusan santri dengan target sebanyak 2.500 dari pondok pasantren dan madrasah penerima vaksin. Vaksinasi ini digelar oleh Kanwil Kementerian Agama Kalteng bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI). “ Hingga saat ini jumlah santri maupun santriwati yang sudah divaksin sebanyak 679 orang,” kata Kepala Kanwil Kemenag Kalteng Noor Fahmi, saat itu.
Di Kota Palangka Raya sendiri, terhitung sejak 21 September hingga 4 Oktober telah menerapkan PPKM Level 3. Ada sejumlah kebijakan yang mendapat relaksasi, salah satunya mengenai kebijakan belajar mengajar dengan diperkenankannya dilaksanakan Sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Akhmad Fauliansyah menyebutkan, pihaknya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 sebagai tindaklanjut dari adanya keputusan penerapan PPKM Level 3.
Namun demikian, sebagai langkah pemerintah guna mendorong akselerasi PTM terbatas yakni dengan mendorong percepatan vaksinasi pelajar serta tetap menjalankan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.
“Kemendikbudristek telah menyatakan wilayah yang masuk kategori pemberlakuan PPKM Level 3 boleh menyelenggarakan PTM terbatas. Sehingga Pemko juga tengah mempersiapkan pelaksanaannya. Saat ini kita awal dengan simulasi terlebih dahulu sebelum penerapan PTM terbatas,” kata Fauliansyah di Palangka Raya, Jumat (24/9).
Sebelum PTM terbatas tersebut dilaksanakan, maka tahapan simulasi atau uji coba sebagai dasar untuk mempersiapkan dan memenuhi prosedur pedoman PTM terbatas harus dilaksanakan.
Selain itu, sekolah yang akan melaksanakan PTM ditegaskannya harus tetap memenuhi persyaratan lainnya berupa kapasitas maksimal 50 persen untuk SD dan SMP serta 33 persen untuk PAUD.
Kemudian seluruh guru dan tenaga kependidikan harus sudah tervaksin dengan lengkap, memiliki fasilitas pendidikan yang memenuhi prokes, memiliki dan melaksanakan SOP pembelajaran tatap muka, serta mendapat persetujuan dari orang tua peserta didik dan komite sekolah.
Emy Abriayani, Kepala BPBD sekaligus Ketua Harian Tim Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani membenarkan, PTM terbatas diizinkan untuk dilaksanakan. Namun dengan catatan hanya diperbolehkan dengan kapasitas 50 persen.
Oleh sebab itu dirinya meminta pihak sekolah maupun Perguruan Tinggi di kota setempat yang ingin melaksanakan PTM terbatas, agar berkoordinasi dengan Tim Satgas Covid-19 dengan melengkapi persyaratan sesuai SKB 4 Menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama.
Merespons soal itu, legislator Kota Palangka Raya, Shopie Ariany mengapreasi rencana dilaksanakan sistem PTM terbatas, pasalnya lebih dari satu tahun sekokah menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). “Belajar online bukannya tanpa risiko. Tetap ada sejumlah dampak seperti ancaman putus sekolah, penurunan capaian belajar, dan learning loss yang bisa mengancam masa depan anak,” kata Shopie akhir pekan lalu.
Pelaksanaan PTM terbatas, lanjut Shopie, bisa dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat.
Dirinya juga meminta vaksinasi dapat digunakan sebagai syarat utama pelaksanaan PTM.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H. Edy Pratowo mengajak seluruh stakeholders untuk turut mensukseskan program vaksinasi di Kalimantan Tengah. ’’Diharapkan target 70 persen vaksinasi di Kalimantan Tengah bisa dicapai pada bulan Oktober hingga Nopember 2021 mendatang,’’ kata H Edy Pratowo, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di, Kabupaten Kapuas, Sabtu (25/9).
Wagub mengatakan Gubenur Kalteng, H.Sugianto Sabran, terus melakukan upaya-upaya agar semua masyarakat Kalteng dapat segera mendapatkan vaksin Covid-19. and