Palangka Raya, kaltengtimes.co.id – Hingga saat ini Wilayah Kota Palangka Raya mulai memasuki musim kemarau dengan cuaca panas ekstrem yang berpotensi menimbulkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani, mencatatkan hingga 11 Juni 2023, ada 34 kasus Karhutla yang terjadi dengan luas diperkirakan mencapai 22.64 hektare.
Menurut Emi, meski wilayah Kota Palangka Raya kadang terjadi hujan, namun akibat cuaca panas ekstrem ini lahan gambut cepat mengering dan hal inilah yang memicu terjadinya Karhutla.
“Seperti kejadian Karhutla di Karanggan ujung beberapa waktu lalu, padahal sebelumnya api sudah berhasil kami padamkan, namun akibat cuaca panas yang ekstrem api kembali muncul lagi,” kata Emi ketika diwawancarai awak media di ruang kerjanya, Senin (12/6/2023).
Dikatakan Emi, untuk penanganan Karhutla di lapangan sendiri, pihaknya telah melakukan koordinasi serta bersinergi baik dengan relawan dan tim dari provinsi. Sehingga jika ada laporan kejadian Karhutla tim akan segera melakukan penanganan.
Emi menyebutkan, musim kemarau dengan suhu kering dimanfaatkan sejumlah oknum untuk membuka lahan dengan cara dibakar, hal inilah yang sering memicu terjadinya Karhutla di samping karena faktor alam.
“Oleh sebab itu, saya mengimbau kepada warga Kota Palangka Raya terlebih bagi para petani agar tetap bersabar untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Karena, jika terjadi Karhutla dampaknya sangat merugikan, tidak hanya merusak ekosistem alam tetapi juga berdampak buruk bagi manusia,” tutup Emi. (im/red)