MARABAHAN, kaltengtimes.co.id–Sebagai Ketua DPC Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikindo) Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan DR H Bahrul Ilmi SH MH mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendaftarkan hak paten merek usaha dagang mereka serta perlindungan hak merek ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
Hal itu disampaikannya saat membuka acara kegiatan Pendampingan Pendaftaran Hak Merek yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM di Kabupaten Barito Kuala yang digelar Hipmikindo Batola bersama Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Antasari (UIN) Banjarmasin, di Rumah Makan Sei Jingah, Handil Bakti pada Rabu (6/12/2023).
Selain dihadiri Ketua DPC Hipmikindo Barito Kuala DR H Bahrul Ilmi SH MH, kegiatan tersebut juga dihadiri Ketua DPD Hipmikindo Kalsel Sujipto serta pluhan peserta pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Batola.
Dalam acara tersebut, juga dihadirkan narasumber dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Batola yang diwakili oleh Siti Norlaila Wati SAP, Msi dengan materi Tata Cara Pendaftaran UMKM, kemudian dari Kanwil Kemenkum HAM Kalsel yakni Kepala Bidang pelayanan Hukum Riswandi SH MH dengan materi Perlindungan merek di Indonesia.
Kegiatan dibuka secara langsung oleh Ketua Hipmikindo Batola DR H Bahrul Ilmi SH MH yang dalam sambutannya, menyebutkan acara ini sangat bermanfaat bagi kita semua untuk melangkah ke depan.
H Bahrul Ilmi mengatakan, UMKM di Kabupaten Batola harus dihidupkan dan harus berkembang mengingat Kabupaten Batola ini merupakan lintasan antarprovinsi. Pihaknya akan terus memperjuangan para pelaku UMKM, sehingga produk-produk UMKM di Batola ini lebih dikenal luas baik di provinsi tetangga seperti Kalteng, Kalbar maupun tingkat nasional.
Salah satu yang menarik adalah kerajinan tikar purun yang menjadi ikon khas UMKM di Batola. Kerajinan ini sangat diminati karena memiliki daya Tarik tersendiri apalagi di Batola banyak terdapat bahan baku purun, sehingga UMKM ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan misalnya, dengan melakukan pembudidayaan tanaman purun.
Selain itu, karena banyaknya UMKM di Batola yang mencapai hampur 6000 an, maka secara bertahap, ke depan, pihaknya akan membuat sentral pasar UMKM di Batola, artinya di situ tergabung para pelaku UMKM dalam satu market dengan menjual produk-produk dengan harga terjangkau dan kualitas yang tidak kalah bersaing.
Ketua DPD Hipmikindo Kalimantan Selatan Sujipto menyambut baik langkah yang akan dilakukan Hipmikindo Batola. Bahkan, Sujipto berkeinginan Batola ke depannya menjadi rule model pengembangan UMKM, sehingga bisa menginspirasi Hipmikindo di 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
Terkait dengan adanya Sentra UMKM, dirinya juga sangat mendukung langkah tersebut, namun sebaiknya tetap ada regulasi, artinya, produk kerajinan tikar purun yang merupakan produk khas Batola bukan hanya mendapatkan nama saja melainkan juga harus memberikan kontribusi dari sisi penjualan untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Bahan bakunya dari sini, paling tidak ada kesepakatan ada hak paten, dan royalti, sebab bahan yang dibawa dari Batola ke luar setidaknya memberikan kontribusi untuk pemerintah daerah”.
Dalam kegiatan tersebut, peserta UMKM anggota Hipmikondo sangat antusias, apalagi Ketua Hipmikindo Batola DR H Bahrul Ilmi yang begitu luar biasa dan peduli dalam memberikan dukungan untuk menggerakan UMKM yang ada di Kabupaten Batola.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Batola Siti Norlaila Wati SAP, Msi menambahkan, pengembangan UMKM merupakan prioritas utama pemerintah. Pemerintah terus berupaya mendorong UMKM lebih maju, karena UMKM menjadi sektor penggerak roda perkeonomian bangsa.
“Kita di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan UMKM ini memang menjadi priotas. Setiap tahun kita memberikan dukungan peningkatan kapasitas, ada pelatihan bagaimana mereka meningkatkan produk mereka, desain mereka, hingga pemasarannya, kemudian bagaimana UMKM kita berdaya saing untuk melaju ke tingkat nasional,” tambahnya.
Sekadar diketahui, di Kabupaten Batola saat ini terdapat hampir 6.000 lebih UMKM dengan jenis bermacam-macam mulai dari, pembuatan kue, kerajinan tangan, jasa, perbengkelan, salon, penggilingan padi, dan sebagainya. (ist)