PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id – Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Repupublik Indonesia, Hartono, melakukan audensi kepada Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H.Sugianto Sabran, Rabu (3/10), bertempat di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Dalam audensi tersebut Hartono menyampaikan beberapa hal terkait peran BRGM dalam pencegahan kebakaran hutan di lahan gambut. Hartono menjelaskan, BRGM membangun infrastruktur pembasahan gambut untuk memperlambat laju pengeringan sehingga bila cuaca tidak mendukung, air yang tersimpan masih cukup. BRGM juga melatih masyarakat untuk tidak membakar dengan memberikan alternatif sumber kehidupan (program R3) dan alternatif teknik budidaya (pengelolaan lahan tanpa bakar). Pendekatan Restorasi Gambut (3R) meliputi rewetting/pembasahan gambut (R1), revegetasi/penanaman kembali (R2) dan revitalisasi mata pencaharian masyarakat (R3). Hartono juga menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan gambut secara bijak dan berkelanjutan. Pertama, menetapkan dan memfungsikan Fungsi Ekosistem Gambut dalam setiap KHG. Kedua, Ketiga, menerapkan prinsip berbagi air. Keempat, memastikan muka air tanah tidak kurang dari batas minimal yang dipersyaratkan. Kelima, melakukan analisis in-out dengan melihat kanal yang dibangun serta analisis laju pengeringan dengan mempertimbangkan evapotranspirasi,. Keenam, menghindari penggunaan api sebagai metoda pembersihan lahan. Terakhir, memilih komoditas yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut.
BRGM bekerja secara khusus, sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh untuk mempercepat pemulihan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut yang rusak pada areal restorasi gambut di Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Papua. BRGM juga melakukan percepatan pelaksanaan rehabilitasi mangrove di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Sebagaimana diketahui, Indonesia sebagai pemilik 20% mangrove dunia mendapat tantangan dengan kondisi mangrove yang kritis sebesar kurang lebih 19%. Nampak hadir dalam audensi tersebut, Deputi Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan BRGM Tris Raditian, Kepala kelompok kerja Wilayah Kalimantan dan Papua Jany Tri Raharjo, Kepala kelompok kerja pengembangan usaha masyarakat Cyprianus Nugroho, Kepala kelompok kerja partisipasi kemitraan M.Yusuf, Kepala Kelompok kerja Kerjasama, Hukum dan Humas Didy Wurjanto dan Kepala Kelompok kerja teknik restorasi Agus Yasin. Dari Pemprov. Kalteng hadir Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng Sunarti, Kepala Dinas Kehutanan Prov. Kalteng Sri Siswanto dan Plt. Kepala Dinas LH Prov. Kalteng Vent Christway.(red)