Palangka Raya, kaltengtimes.co.id-Sebagai pewaris kerajinan budaya di Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah, wajar jika Ivan, seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang pembuatan kerajinan senjata khas Kalimantan Tengah mandau meminta agar pemerintah dan pihak terkait lainnya memberikan perhatian. Terlebih di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, sehingga turut mempengaruhi pasar berbagai kerajinan tangan termasuk Mandau.
Saat ditemui di Lokasi usaha miliknya di Jalan Galaxi III Gang Lingkungan, Selasa (15/2), Ivan yang sudah menggeluti seni pembuatan mandau sejak masih duduk di bangku SMP ini mengatakan, perhatian pemerintah tersebut bisa dalam bentuk promosi serta peluang pasar, dan bantuan modal. “Untuk promosi mohon dinas terkait memberikan dukungan dengan memberikan ruang pameran adat budaya, serta pasarnya, ” kata Ivan.
Diketahui, mandau merupakan senjata tajam khas Dayak sudah sangat dikenal diberbagai kalangan. Bukan saja hanya sekedar sebagai salah satu objek budaya, tetapi juga beberapa hal legenda yang menyertainya.
Menurut Ivan, seniman pembuat mandau tidak cukup banyak. Di Kalimantan Tengah yakni sekitar tujuh orang saja dan semuanya rata-rata masih muda.
Ivan bercerita, seni kerajinan membuat mandau ini minat sejak SMP, serta melihat orang tua-tua dulu membuat, lalu coba-coba jadi hobi, sampai sekarang.
Berbicara soal harga, untuk bilahnya paling murah Rp800 ribu Sedangkan, kalau untuk mandau pusaka, biasanya dari batu meteorid. Pembuatannya pun tidak sembarangan. Untuk mandau pusaka minimal modal Rp3-5 juta.
“Satu buah mandau dihargainya cukup bervariasi. Tergantung tingkat kesulitan dan bahannya,” tambah Ivan.
Untuk pasar, tidak sedikit pula Mandau karya Ivan dicari oleh para pejabat di sekitar Kalteng khususnya Palangka Raya untuk membeli sebuah Mandau sebagai cindera mata.
Ivan berharap ke depannya pekerja seni seperti dirinya lebih mendapat apresiasi. and